Aksara yang tersusun dari lima huruf sederhana, namun mengguncangkan dan meluluhlantahkan semestaku. di setiap langkahku, ia hadir. mencoba mengusirnya, namun ia enggan untuk pergi ku biarkan aksara buntu itu tetap ada, karena angin malam akan menghapusnya. namun, tidak. ia melemaskan kedua kakiku. menghentikan aku di persimpangan itu, kembali dan berlari. tapi tak kutemui akhir jua, aku menggila, hadir namun tak nampak menyiksaku dengan perlahan. bagaimana bisa takdir menghadirkan itu padaku, namun kenyataannya tak bisa ditemui akhir dari perkara aksara buntu. semakin waktu berjalan, ia semakin meluap dijiwa. tetes demi tetes perlahan mengalir, membasahi bumi. Aku yang termakan oleh waktu dan diperbudak oleh aksara buntu /hp∆\
Duduk asik menatik sepi Kala, serpihan hanyalah sampah belaka dipungutinya satu persatu dan terabaikan. Membayangkan, sinar rembulan menemani setiap malam. Namun, tetap saja benderang dalam dekapan kelam. Tak akan ada kata pulih, walau kembali gigih. Bagai air laut yang setia pada asin, walau diracuni manis ia tak akan menjadi teh manis. he-he. ia, retisalya. -hpΔ-
Pagi merayap sepi kosong menjelmakan hampa aku menanti pesan yang tak kunjung ada aku lupa, semua sudah binasa -- Pagi menepi, aku bosan dengan menanti kuputuskan kembali terlelap untuk bertemu di mimpi -hp∆-
Komentar
Posting Komentar