Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2018

#Chapter 3- Keheningan Logika

Pada masa yang ku sebut sesal Didepanku ada cermin, menatap mata yang sama Berkeliling mengetuk akal dan menimbulkan tanya. Mengapa? Sudah tahu buntu, tetap saja berjalan. Bersahabat dengan sebuah perandaian Dan waktu enggan memberi kesempatan Bagai daun gugur yang tak dapat kembali hijau Bagai nasi yang sudah menjadi bubur Mengapa ia tak bergerak saat itu? Membungkam, tak memberi cahaya? Membuntu pada sebuah jalan pikiran. Berakhir tak berkesempatan Bodohnya, melampaui manusia di bawah rata-rata. Anehnya, jera itu datang di akhir cerita. Dan terus berjalan walau buntu dalam pencapaiannya. -hp∆-